REALITAS DAKWAH MELALUI JURNALISME
Dakwah dalam konsepsi yang berkembang sekarang ini amat menghambat kreativitas pengkajian dan sesungguhnya bisa dibilang sebagai proses penumpulan konseptual dan pengembangan proses dehumanisasi. Padahal dalam tradisi dan keyakinan semula, dakwah justru dimaksudkan sebagai sarana humanisasi. Oleh karena itu, sudah seharusnya diupayakan suatu konsepsi baru yang menjadikan masyarakat sebagai subjek dakwah perubah bukan objek penonton. Di sini dakwah mesti diawali dari suatu kesadaran bahwa tidak ada seorang pun yang berhak menjadi da'i, akan tetapi justru masyarakat adalah da'i bagi mereka sendiri. Oleh karena itu, dakwah mesti merupakan suatu proses dialog untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menumbuhkan potensi mereka sebagai makhluk kreatif, juga kesadaran bahwa mereka diciptakan Allah untuk berkemampuan mengelola diri dan lingkungannya. Dengan begitu esensi dakwah justru tidak mencoba mengubah masyarakat, tetapi menciptakan suatu kesempatan sehingga masyarakat akan mengubah dirinya sendiri. Dengan kata lain, kesadaran kritis dalam memahami masalah dan menemukan alternatif jawabannya adalah justru tugas utama dakwah. Maka dari itu, da'i yang dibutuhkan di masa depan adalah da'i partisipatif, yakni da'i yang mampu menciptakan dialog-dialog konseptual, yang memberikan kesempatan kepada umatnya untuk menyatakan pendapatnya, pandangannya, merencanakan dan mengevaluasi perubahan sosial yang mereka kehendaki, serta bersama-sama menikmati hasil proses dakwah tersebut.Saat ini, dakwah melalui media cetak telah dan sedang menemukan momentumnya untuk berkembang lebih jauh, karena didukung oleh dua faktor penting;
Pertama, Factor Internal, di dalam spirit Islam dakwah media Cetak (dakwah Bi al-Qalam) menempati tempat istimewa. Ia merupakan salah satu metode dakwah yang pernah dilakukan dan dijalankan oleh para Nabi, termasuk Nabi Muhammad. Motivasi normatif al-Qur'an untuk menggunakan tulisan sebagai media dakwah kemudian mendapatkan momentumnya sejak Nabi Sulaiman mengajak Ratu Balqis lewat surat-menyuratnya ini bisa diketahui lewat informasi al-Qur'an. Tradisi tersebut dilanjutkan oleh Nabi Muhammad yang mengajak penguasa-penguasa besar untuk memeluk Islam lewat surat. Sampai saat ini, kala ditemukan media cetak tradisi berdakwah dengan media cetak (al-Qalam) terus berjalan dan mencapai kemajuannya.
Kedua, Factor Eksternal. Yang dimaksud dengan factor ekstern adalah teknologi. Dukungan teknologi terhadap dakwah melalui media cetak sangatlah besar. Kita bisa melihat begitu banyak format dakwah melalui media cetak, maupun media maya, seperti kitab/buku, majalah, surat kabar, tabloid, brosur-brosur Islam, internet dan lain-lain. Dan dapat dipastikan format yang sudah ada semakin dipercanggih oleh teknologi di masa datang.
Hasil-hasil yang telah dicapai oleh media massa yang mengusung tema-tema Islami bisa disebutkan sebagai berikut :
1. Peran media massa Islam sebagai media komunikasi massa religius dan Islami telah berhasil memerankan diri sebagai media cetak dan corong kemajuan bangsa. Artinya, mampu berfungsi sebagai sumber informasi objektif-positif, control social yang konstruktif, penyalur aspirasi masyarakat atau penyambung kehendak dan minat masyarakat, serta sebagai mobilisator dan dinamisator pembangunan.
2. Media massa Islam telah sanggup menjadi media profetik ; mampu menjadi pembawa amanat atau risalah agama dalam menegakkan kebenaran dan mencegah kemungkaran.
3. Media massa Islam telah mampu menjadi ''agen pemersatu bangsa Indonesia''.
4. Media massa Islam telah memiliki alat komunikasi modern dan dikelola secara lebih professional.
Oleh karena itu, pengaturan dan pengelolaan media massa yang termasuk dalam sarana dakwah seperti kitab/buku, majalah, surat kabar, dan tabloid atau sejenisnya dan Negara memberikan izin bagi masyarakat untuk menerbitkan hasil-hasil karyanya.
Dengan fungsi-fungsi tersebut, dakwah melalui media cetak baru bisa tumbuh sehat dan baik bila digunakan secara luas dan berperan dalam kehidupan. Satu tulisan, jangan harapkan berkembang dengan baik bila tidak menjadi suatu media yang aktif dalam masyarakat. Dan inilah yang menjadi tantangan utama dari media cetak itu sendiri yang berawal dari ندرة الصحفيين المؤهلين : Kekurangan Ahli Di Bidang Kejurnalistikan,قلة الاموال : Modal وجود القيود الحكومية : Interpensi Pemerintah
Sumber :http://fahrurrozidahlan.blogspot.com
Read More