Monday, February 21, 2022

Bacaan Doa Nurun Nubuwwah dan Keutamaan bagi yang Mengamalkannya

 


Di antara banyaknya , doa nurun nubuwwah menjadi salah satu bacaan yang sering dipanjatkan. Doa ini bahkan telah diamalkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya sejak dulu.

Rasulullah bersabda setelah salat subuh dan duduk bersama para sahabat di masjid, kemudian datanglah Malaikat Jibril membawa doa nurun nubuwwah seraya berkata, “Aku diutus Allah membawa doa nurun nubuwwah untuk diserahkan kepadamu (Rasulullah)"

Dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa doa nurun nubuwwah ini memiliki khasiat yang banyak. Doa ini juga memiliki banyak besar bagi siapa saja yang mengamalkannya ikhlas karena Allah SWT. Apa saja?

Berikut  doa nurun nubuwwah lengkap dengan artinya yang dikutip dari Kitab Majmu Syarif Kamil:

Artinya :

Ya Allah yang Maha Kuat, yang memiliki anugerah, yang merupakan zat yang Maha Mulia, yang menguasia banyak kalimat sempurna dan doa yang mustajab, penjamin Al Hasan dan Al Husain dari jiwa yang hak, pandangan yang penuh kuasa, serta orang-orang yang melihat dari pandangan para jin, manusia dan juga setan.

Sesungguhnya orang yang kafir itu adalah orang yang menjerumuskan kamu dengan pandangan dari mereka, ketika mendengar Al Quran dan mereka pun berkata, “ Sesungguhnya Muhamad adalah orang yang gila. Al quran hanyalah peringatan untuk setiap umat. Wahay yang Dia yang memperkenankan melalui Al quran yang sangat agung. Sulaiman dan juga Daud dan Dia yang Maha Pengasih, sebagai Pemilik Arasy yang Mulia.

Maka panjangkanlah umurku, sehatkanlah tubuhku, tunaikanlah segala yang kuperlukan, dan perbanyakanlah harta dan anakku, jandikanlah aku orang yang terhindar dari segala permusuhan dari anak-anak adam yang masih hidup. Pastikan ketetapan atau azab untuk orang-orang yang kafir. Karena sesungguhnya Engkau adalah yang Maha Kuasa akan segala sesuatu.

Maha suci Tuhanmu, yaitu Maha yang memiliki kebesaran, dari apapun yang (mereka) gambarkan yaitu orang-orang kafir, dan melimpahlah kesejahteraan pada para Rasul, dan segala puji Bagi Allah pemilik Alam Semesta.

Berikut ini merupakan manfaat dan keutamaan doa nurun nubuwwah yang dikutip dari buku Syamsul Ma'arif wa Latha'iful 'Awarif oleh Syeikh Ahmad bin Ali:

1.       Pelindung Dari Sihir

Seorang Muslim yang mengamalkan doa nurun nubuwwah secara istiqomah akan mendapatkan keutamaan berupa perlindungan dari sihir. Rasulullah SAW bersabda:

"Doa Nurun Nubuwwah ini banyak sekali faedahnya bila dibaca dan diamalkan. Dan, apabila tidak dapat membaca atau tidak hafal, maka cukuplah ditulis, kemudian tulisan tersebut disimpan dalam rumah, maka Allah akan senantiasa memberikan perlindungan kepada penghuni rumah itu dari sihir/tenung atau penyakit."

2.       Hajat Tercapai

Doa nurun nubuwwah dikenal juga dengan amalan yang dapat mengabulkan hajat seseorang. Barangsiapa yang membaca dan mengamalkan doa ini di setiap sholat fardhu, maka Allah SWT akan mengabulkan keinginannya.

3.       Menyembuhkan Penyakit

Keutamaan doa nurun nubuwwah selanjutnya adalah dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Doa ini bisa dibacakan pada air minum, kemudian minumkan air itu kepada keluarga/kerabat kita yang sedang sakit. Maka atas izin Allah, penyakit tersebut bisa disembuhkan.


Sumber : https://kumparan.com/

Read More

Sunday, February 20, 2022

Biografi Singkat Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz

 

Biografi Singkat
Al-Habib Umar bin Muhammad
bin Salim bin Hafidz 

Kelahiran dan Silsilahnya

        Beliau adalah Da’i, penyeru di jalan Allah, ulama pendidik, dengan nasab keturunan: Al-Habib Umar putra Muhammad, bin Salim, bin Hafidz, bin Abdullah, bin Abu Bakar, bin Aidarus, bin Umar, bin Aidarus, bin Umar, bin Abu Bakar, bin Aidarus, bin Husain, bin Syeikh Abu Bakar, bin Salim, bin Abdullah, bin Abdurrahman, bin Abdullah, bin Al-Syeikh Abdurrahman AlSaqqaf, bin Muhammad Mawla Al-Dawilah, bin Ali, bin Alawi, bin Al-Faqih Muhammad Al-Muqaddam, bin Ali, bin Muhammad Sahib Al-Mirbat, bin Ali, bin Alawi, bin Muhammad Sahib al-Sauma`a, bin Alawi, bin Ubaydillah, bin Al-Imam Al-Muhajir il-Allah Ahmad, bin Isa, bin Muhammad Al-Naqib, bin Ali Al-Uraidi, bin Ja`far As-Sadiq, bin Muhammad Al-Baqir, bin Ali Zainal Abidin, bin Husain As-Sibt, bin Ali, bin Abu Thalib dengan Fatimah Az-Zahra, putri junjungan kami, Nabi Muhammad saw. Al-Habib Umar dilahirkan di kota Tarim, Hadramaut di Republik Yaman, sebelum Subuh dari ibunda beliau Hababah Zahra binti Hafidz bin Abdullah Alhaddar, pada hari Senin, tanggal 4 Muharram, 1383 H, yang bertepatan dengan tanggal 27 Mei 1963. Ia dibesarkan di Tarim. Beliau menghafal Al-Quran yang luar biasa dan dibesarkan di dalam keluarga yang mulia, dalam perawatan ayahnya, dalam lingkungan pengetahuan, iman dan akhlak yang saleh.

Studinya tentang Ilmu Islam

        Sejak usia dini, ia mempelajari ilmu dari sumber-sumber yang suci dan murni termasuk ilmu: Alquran, Hadits, Fiqih, Tauhid, dasar-dasar Syariat (Usul al-Fiqh), berbagai disiplin ilmu tentang bahasa Arab, dan pengetahuan perjalanan spiritual dari para salaf saleh Hadramaut. Di antara mereka yang terbesar adalah ayahnya,10 Al-Habib Muhammad bin Salim, Mufti Tarim, serta para ulama terkemuka yang saleh seperti: Al-Habib Muhammad bin Alawi bin Shihab, Al-Habib Ahmad bin Ali Ibn Al-Syeikh Abu Bakar, Al-Habib Abdullah bin Syeikh Alaydrus, ahli sejarah dan ulama terkemuka, Al-Habib Abdullah bin Hasan Bil-Faqih, sejarawan dan ahli bahasa, Al-Habib Umar bin Alawi Alkaf, Al-Habib Ahmad bin Hasan AlHaddad, kakak Habib Umar, Habib Ali Al-Masyhur, Al-Habib Salim bin Abdullah As-Syatiri, Syeikh dan Mufti Fadl bin Abdurahman Ba Fadl, dan Syeikh Taufiq Aman. Al-Habib Umar mulai mengajar dan berdakwah di jalan Allah ketika dia berusia 15 tahun, sambil terus belajar dan menerima pelajaran.

Migrasinya ke Al-Bayda

            Ketika situasi menjadi sulit karena Rezim Komunis yang ada di Yaman Selatan pada waktu itu, Al-Habib Umar bermigrasi ke kota Al-Bayda di Yaman Utara (tidak di bawah pemerintahan Komunis), pada awal Safar 1402 H (Desember 1981). Disana ia tekun belajar dan berdakwah di jalan Allah. Beliau tinggal di Ribat Al-Bayda dan mengambil pelajaran dari Imam, Al-HabibMuhammad bin Abdullah Al-Haddar dan Ulama yang terkemuka Al-Habib Zain bin Ibrahim Bin Sumait. Al-Habib Umar bin Hafidz rajin menimba ilmu pelajaran dan juga hadir di Majelis-majelis Ilmu. Beliau sering bepergian untuk berdakwah di berbagai

         tempat di Al-Bayda, Al-Hudaydah dan Ta'izz. Beliau sering mengunjungi Ta`izz untuk mengambil pengetahuan dari ulama pendidik, perawi Hadits Al-Habib Ibrahim bin Umar bin Aqil.

Kunjungan-kunjungan Berulangnya ke dua Kota Suci yang Mulia - Mekkah dan Madinah

        Beliau mulai sering mengunjungi dua Kota Suci sejak bulan Rajab 1402 H (April 1982) dan seterusnya. Di sana ia belajar dari Imam, Ulama Wali Besar, Da’i ilallah, Al-Habib Abdul-Qadir bin Ahmad Al-Saqqaf dan Ulama Besar, Da’i ilallah, Al-Habib Ahmad Masyhur bin Tahir Al-Haddad, dan Ulama Besar, pendakwah dan pendidik, Al-Habib Abu Bakar Al-Attas bin Abdullah AlHabsyi. Beliau mengambil ijazah untuk meriwayatkan dari rantai penularan (sanat) dalam ilmu Hadits dan dalam ilmu lain dari 11 perawi rantai yang terhubung, Syeikh Muhammad Yasin AlFaddani dan pendakwah serta pendidik, ahli Hadist dari dua Kota Suci (Alharamain), keturunan mulia junjungan Nabi, Muhammad bin Alawi Al-Maliki, serta ulama-ulama lainnya.

Kepindahannya ke Kota Al-Syihr

        Pada tahun 1413 AH (1992), beliau pindah ke kota Al-Syihr, di provinsi Hadramaut di mana ia mengajar di Ribat Al-Syihr untuk Studi Islam, setelah dibuka kembali dan direbut selama rezim komunis. Beliau tinggal di sana selama beberapa waktu, berdakwah menyeru di jalan Allah dan mengajar. Banyak siswa dari berbagai daerah di Yaman dan sebagian Asia Tenggara

mencari ilmu darinya. Sebelum pindah ke Al-Syihr, beliau sempat tinggal untuk jangka waktu sekitar satu setengah tahun di Kesultanan Oman, berdakwah di jalan Allah, mengajar, dan mengajak umat ke jalan Al-Mustafa saw.

Kepindahannya ke Kota Tarim

        Beliau kemudian pindah dari Al-Syihr ke Tarim, di mana beliau menetap dan menerima sejumlah siswa dari berbagai belahan dunia. Dar al-Mustafa untuk Studi Islam Tradisional didirikan pada 1414 H (1994). Ini didasarkan pada tiga tujuan: ILMU - mempelajari ilmu-ilmu Syariat dan ilmu-ilmu terkait dari mereka yang cenderung memberikannya dengan rantai tersambung yang terhubung (kaidah talaqqi & sanad tersambung); SULUK - pemurnian jiwa/hati dan memurnikan akhlak; dan DAKWAH - menyebarkan ilmu yang bermanfaat dan berdakwah menyeru kepada jalan Allah, Maha Kuasa dan Maha Tinggi. Pembukaan resmi situs Dar al-Mustafa berlangsung pada hari Selasa, tanggal 29 Dzulhijjah, 1417 H, yang bertepatan dengan tanggal 6 Mei 1997. Para siswa dan pengunjung terus berduyun-duyun ke sana dari seluruh dunia. Para lulusan Dar al-Mustafa telah banyak tersebar, banyak membuka sekolah-sekolah agama Islam (pesantren) dan menjadi pendakwah-pendakwah di banyak negara. Habib Umar memiliki perhatian yang kuat untuk meningkatkan kehidupan beragama di Kota Tarim. Beliau telah mengadakan banyak pertemuan, yang paling penting adalah pertemuan Senin 12 mingguan, yang diadakan di lapangan di kota Tarim dan dihadiri oleh ratusan penduduk kota. Beliau juga telah melakukan banyak kunjungan ke berbagai wilayah di Yaman dan telah melakukan banyak ceramah di universitas, institut, dan organisasi.

Perjalanannya

    Habib Umar telah melakukan banyak perjalanan berdakwah menyeru di jalan Allah dan menyebarkan pengetahuan tentang Syariat Islam ke berbagai negeri, termasuk: Negara-negara Teluk, Suriah, Lebanon, Yordania, Mesir, Maroko, Aljazair, Sudan, Mali, Kenya, Tanzania, Afrika Selatan, Kepulauan Komoro, India, Pakistan, Sri Lanka, Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei, Australia, Inggris, Perancis, Jerman, Belanda, Belgia, Denmark, Bosnia, Swedia dan Spanyol. Dia telah terhubung ke rantai hubungan para ulama di wilayah ini. Dia juga berpartisipasi dalam banyak konferensi Islam. 

Tulisan dan Publikasinya

Al-Habib Umar memiliki sangat banyak publikasi audio dan visual serta tulisan. Di antara karya-karyanya adalah:

  • Al-Mukhtar min Shifa al-Saqim (Dua koleksi hadits: Pilihan dari Shifa al-Saqim) dan Nur al-Iman min Kalam Habib Al-Rahman (Cahaya Iman dari Perkataan Kekasih Al-Rahman)
  • Is`af Talibi Rida Al-Khallaq bi Bayan Ma Karam Al-Akhlaq (Bantuan untuk Mereka yang Mencari Kecintaan Sang Pencipta Melalui Uraian Karakter Mulia)
  • Tawjihat Al-Tullab (Saran untuk Siswa)
  • Khuluquna (Akhlak Kami)
  • Fa`idat Al-mann min Rahamat Wahhab Al-Minan (Pencurahan atas Berkah dari Rahmat Pemberi Keberkahan)
  • Tawjih al-Nabih li-Mardat Barih (Pengarahan Intelektual ke Kepuasan Penerima Manfaat)
  • Al-Dhakira Al-Musharrafa (Harta Karun yang Mulia)
  • Dua kitab Maulid Al-Diya Al-Lami 'fi Dzikr Mawlid Al-Nabi AlShafi` dan Al-Sharab Al-Tuhur fi Dzikri Sirati Badri Al-Budur
  • Fayd Al-Imdad (Pencurahan Bantuan Rohani, Kumpulan Khotbah) 13
  • Thaqafat al-Khatib (Perbaikan/Pemurnian Pengkhotbah)
  •  Kumpulan Qosidah-qosidah.

        Habib Umar juga telah melakukan banyak program untuk meningkatkan kesadaran beragama serta berbagai pelajaran dan wawancara di sejumlah saluran channel satelit. Beliau terus mengajar, menyeru ke jalan Allah, dan mencurahkan kemampuan terbaiknya untuk melakukannya. Semoga Allah memberi beliau kemampuan atas usahanya dengan rahmat-Nya, mengampuni dia, memberinya kelembutan-Nya, dan menerima dari beliau atas usaha-usahanya, dan juga atas semua Muslim.


(Sumber dari Al-Khulashah dan sumber lain)


Read More

DOWNLOAD KITAB AL-KHULASHAH DAN TERJEMAH PDF KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

 


Kitab ini berisi kumpulan Dzikir yang disusun oleh al-Habib Umar bin Hafizh, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Mustofa, Tarim, Hadramaut. Isi di dalamnya antara lain: Dzikir siang dan malam, Dzikir sebelum shalat fajar, Dzikir setelah shalat, Dzikir setelah shalat subuh, Dzikir setelah shalat Dhuhur, Dzikir setelah shalat Ashar, Dzikir setelah shalat Maghrib, Dzikir setelah shalat Isya', Dzikir malam Jum'at dan hari Jum'at, Dzikir waktu Ashar pada hari Jum'at, Berbagai macam shalawat Nabi SAW, do'a-do'a penting dan dibagian akhir, akan disertakan Biografi al-Habib Umar bin Hafizh.

Disamping bacaannya yang ditulis dalam bahasa Arab, Kitab ini juga menyertakan terjemahan, sehingga kita bisa menghayati makna-makna doa yang terkandung di dalamnya. Ditambah lagi tambahan Maulid Addhiyaullami, Hadrah Basaudan, Maulid Ad-Dibai dan Burdah

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 
DAFTAR ISI 
BIOGRAFI ḤABIB UMAR BIN MUḤAMMAD BIN SALIM
BIN ḤAFIDẒ 
AL-KHULASHAH 
• Niat untuk Mengajar dan Belajar oleh Imam Al-Ḥaddad 
DZIKIR PAGI DAN MALAM 
• Doa Saat Bangun Dari Tidur 
• Doa Setelah Wudhu 
• Sholat Tahajud
• Doa di Penghujung Malam Setelah Sholat Witir 
• Doa dengan Menggunakan Nama-nama Allah Yang Indah
• Qasidah Imam Abu Bakar bin Abdullah Alaydrus
• Qasidah Imam Abdullah bin Alawi Al-Ḥaddad 
• Qasidah Al-Ḥabib Abdullah bin Ḥusin bin Ṭahir 
• Qasidah Al-Ḥabib Ali bin Muḥammad Al-Ḥabsyi 
• Qasidah Imam Al-Haddad 
• Doa Al-Ḥabib Muḥammad bin Abdullah Al-Haddar 
• Wirid Sayyidina Al-Syeikh Abu Bakar bin Salim 
• Doa Meninggalkan Rumah 
• Doa Berjalan Menuju Masjid 
• Doa Masuk ke Masjid
• Doa Keluar Dari Masjid
DZIKIR DAN DOA YANG BERKAITAN DENGAN FAJAR 
• Dzikir Sebelum Fajar 
• Doa Saat Fajar
• Dzikir Sebelum Iqomah Sholat 
• Dzikir Setelah Sholat 2
• Doa Al Muslimin 

• Dzikir Setelah Sholat Fajar 
• Wirid Sayyidina Al-Syeikh Abu Bakar bin Salim 
• Wirdul Laṭif dari Imam Al-Ḥaddad 6
• Surah Yasin .
• Doa Setelah Membaca Surah Yasin
• Wirid Imam Abu Bakar bin Abdurraḥman Assegaf
(Wirid Sakran) 
• Wirid Imam Al-Nawawi
SHOLAT DHUHA
• Doa Setelah Sholat Dhuha 
• Doa Istikharah 
• Niat untuk Mengajar dan Belajar oleh Imam Al-Ḥaddad 
• Doa Persaudaraan Karena Allah
WIRID DAN DOA YANG BERKAITAN DENGAN DZUHUR
• Hizbun Nashar Imam Al-Haddad 
WIRID DAN DOA YANG BERKAITAN DENGAN ASHAR 
• Surat Al-Waqi’ah
• Doa Setelah Membaca Surat Al-Waqi’ah 
• Hizbul Bahr-Sayyid Abu Al-Hasan Al-Syadzili 
WIRID DAN DOA YANG BERKAITAN DENGAN MAGHRIB
• Wirdul Latif dari Imam Al-Haddad
• Ratib Imam Umar bin Abdurraḥman Al-Aṭṭas 
• Ratib Yang Terkenal Dari Imam Abdullah Al-Alawi
Al-Haddad
• Aqidah Al Imam Ali bin Abi Bakar As-Sakran 
WIRID DAN DOA YANG BERKAITAN DENGAN ISYA 
• Wirid Imam Abu Bakar bin Abdurraḥman Assegaf
(Wirid Sakran) 
• Wirid Imam al-Nawawi 
• Surat As-Sajadah 
• Surat Al-Mulk 
• Doa Sujud Tilawah dan Syukur 

• Doa Untuk Tidur
• Doa Sholat Tasbiḥ 
DOA UNTUK PERJALANAN 
• Doa Ketika Berniat Untuk Keluar Dari Pintu Rumahnya 
• Doa Saat Meninggalkan Rumah yang Telah Terbukti
Sebagai Penjagaan 
• Doa Ketika Berjalan 
• Doa Ketika di Kendaraan 
• Doa Ketika Duduk di Atas Hewan Tunggangan
• Doa Untuk Orang Yang Berpergian Dengan Mobil,
Pesawat, atau Kapal 
• Doa Amir Al-Mukminin Ali (ra)
• Doa Menghilangkan Kesedihan 
• Doa Ketika Naik Ke Tempat Yang Tinggi 
• Doa Ketika Takut Akan Kesusahan Dalam Perjalanan 
• Doa Ketika Malam Tiba 
• Doa Ketika Memandang Kota Kampung Halamannya
atau Kota Tujuan Lain 
• Doa Ketika Memasuki Rumah 
AL-MASHRAB AL-AHNA 
• Dahaga Tertinggi 
• Akhir Qaṣidah Al-Ta’iyah Imam Al-Ḥaddad 
WIRID UNTUK MALAM DAN HARI JUM’AT 
MEMBACA BACAAN BERIKUT:
• Surat Al-Kahfi 
• Surat Ad-Dukhan 
• Surat Al-Muzzammil 
• Surat Al-Buruj 
• Surat Ath-Ṭhariq 
• Surat Adh-Ḍhuḥa 
• Surat Asy-Syarḥ 
• Surat Al-Qadar 

• Surat Quraysh 
• Surat Al-Kautsar 
• Surat Al-Kafirun 
• Surat An-Naṣhr 
• Surat Al-Masad 
• Surat Al-Ikhlaṣ 
• Surat Al-Falaq 
• Surat An-Nas 
• Qasidah Imam Abu Bakar bin Abdullah Alaydrus 
• Qasidah Imam Al-Ḥaddad 
• Sholawat Ibrahim 
• Sholawat Tajiyyah dari Al-Syeikh Abu Bakar bin Salim 
• Wirid Sayyidina Al-Syeikh Abu Bakar bin Salim 
• Qasidah Ya Robbana Anta Lana
WIRID SETELAH SHOLAT ASHAR PADA HARI JUM’AT 
• Sholawat Ibrahim 
• Sholawat Tajiyyah dari Al-Syeikh Abu Bakar bin Salim 
• Wirid Sayyidina Al-Syeikh Abu Bakar bin Salim 
• Beberapa Sholawat Atas Nabi 
• Doa Di Akhir Majelis Dzikir dan Majelis Ilmu 


Download Kitab Al-Khulashah dan Terjemah klik disini

Download Kitab Al-Khulashah  Tanpa Terjemah klik disini

Read More

Nadham Kitab Aqidatul Awam dan Terjemah

 


Aqidatul Awam Syair Syekh Ahmad Marzuki al-Maliki

Nadham Kitab Aqidatul Awam dan Terjemah

تَرْجَمَةُ عَقِيْدَةِ الْعَوَامِ

نَظْمُ الشَّيْخِ أَحْمَدَ الْمَرْزُوْقِيِّ اْلمَالِكِيِّ

( 1205- 1281 هـ)

Terjemah Aqidatul Awam Syair Syekh Ahmad Marzuki al-Maliki

أَبْـدَأُ بِـاسْمِ اللهِ وَالرَّحْـمَنِ * وَبِالرَّحِـيْـمِ دَائـِمِ اْلإِحْـسَانِ

Saya mulai dengan asmanya Allah; # yang Pengasih Sayang artinya bismillah.

فَالْحَـمْـدُ ِللهِ الْـقَدِيْمِ اْلأَوَّلِ * اَلآخِـرِ الْبَـاقـِيْ بِلاَ تَحَـوُّلِ

Maka segala puji miliknya Allah;  #  Yang Dulu, Awal, Akhir, Kekal tak b'rubah

ثُمَّ الـصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ سَـرْمَدَا * عَلَى الـنَّـبِيِّ خَيْرِ مَنْ قَدْ وَحَّدَا

Salawat dan salam kekal selamanya;  #  Atas Nabi, orang terbaik tauhidnya

وَآلِهِ وَصَـحْبِهِ وَمَـنْ تَـبِـعْ * سَـبِيْلَ دِيْنِ الْحَقِّ غَيْرَ مُـبْـتَدِعْ

Keluarga dan sahabat dan yang ikut;  #  Jalan agamanya yang haq dan yang patut

وَبَعْدُ فَاعْلَمْ بِوُجُوْبِ الْمَعْرِفَـهْ * مِنْ وَاجِـبٍ ِللهِ عِشْـرِيْنَ صِفَهْ

Kemudian ketahui dengan wajib; # Sifat duapuluhnya Allah yang wajib

فَاللهُ مَوْجُـوْدٌ قَـدِيْمٌ بَاقِـي   * مُخَالـِفٌ لِلْـخَـلْقِ بِاْلإِطْلاَقِ

Allah wujud, qidam dulu, baqa' kekal; #  Tak serupa dengan makhluk yang tak kekal.

وَقَـائِمٌ غَـنِيْ وَوَاحِـدٌ وَحَيّ * قَـادِرْ مُـرِيْـدٌ عَـالِمٌ بِكُلِّ شَيْ

Dan dzat yang Maha Berdiri pada Dzatnya;  #  Yang Esa dan Berkehendak dan Kuasa.

Maha Melihat segala sesuatu;  #  Maha Hidup tanpa dibatasi waktu.

سَـمِـيْعٌ اْلبَصِـيْرُ وَالْمُتَكَلِّـمُ * لَهُ صِـفَاتٌ سَـبْعَـةٌ تَـنْـتَظِمُ

Maha Mendengar, Melihat, dan Berfirman;  #  Bagi-Nya tujuh sifat yang terpaparkan

فَقُـدْرَةٌ إِرَادَةٌ سـَمْـعٌ بـَصَرْ * حَـيَـاةٌ الْعِلْـمُ كَلاَمٌ اسْـتَمَرْ

Qudrat Kuasa, Irodah Berkehendak; # Bashar M'lihat, dan Mendengar atau Sama'

Hayat Hidup, Ilmu Allah tak terhingga; # Kalam Allah Berfirmannya telah nyata

وَجَائـِزٌ بِـفَـضْـلِهِ وَ عَدْلِهِ * تَـرْكٌ لـِكُلِّ مُمْـكِـنٍ كَفِعْلِهِ

Berkat keagungan Allah dan adil-Nya; # Jaiz kerjakan atau meninggalkannya.

أَرْسَـلَ أَنْبِيَا ذَوِي فَـطَـانَـهْ * بِالصِّـدْقِ وَالتَـبْلِـيْغِ وَاْلأَمَانَهْ

Allah utus para nabi dengan cerdas; # Jujur, tabligh, amanah mereka jelas.

وَجَـائِزٌ فِي حَـقِّهِمْ مِنْ عَرَضِ * بِغَيْـرِ نَقْصٍ كَخَـفِيْفِ الْمَرَضِ

Jaiz Rasul punya sifat manusia; # Seperti sakit yang tidak seberapa.

عِصْـمَـتُهُمْ كَسَائِرِ الْمَلاَئِكَهْ * وَاجِـبَـةٌ وَفَاضَلُوا الْمَـلاَئِكَهْ

Rasul dijaga seperti malaikat; # Bahkan melebihi para malaikat.

وَالْمُسْـتَحِيْلُ ضِدُّ كُلِّ وَاجِبِ * فَاحْفَظْ لِخَمْسِـيْنَ بِحُكْمٍ وَاجِبِ

Sifat mustahil lawan sifat yang wajib; # Hapalkanlah lima puluh  s'cara wajib.

تَفْصِيْلُ خَمْسَةٍ وَعِشْـرِيْنَ لَزِمْ * كُـلَّ مُـكَلَّـفٍ فَحَقِّقْ وَاغْـتَنِمْ

Wajib tahu nama Rasul dua lima; # Yakini dan ambillah keuntungannya.

هُمْ آدَمٌ اِدْرِيْسُ نُوْحٌ هُـوْدُ مَعْ *  صَالِـحْ وَإِبْرَاهِـيْـمُ كُلٌّ مُـتَّبَعْ

Nabi Adam, Idris, Nuh, Soleh serta Hud; # Selanjutnya Nabi Ibrahim berikut. 

لُوْطٌ وَاِسْـمَاعِيْلُ اِسْحَاقُ كَذَا * يَعْقُوبُ يُوسُـفُ وَأَيُّوْبُ احْتَذَى

Nabi Luth, Ismail, Ishaq serta Ya'qub; # Nabi Yusuf selanjutnya Nabi Ayyub.

شُعَيْبُ هَارُوْنُ وَمُوْسَى وَالْيَسَعْ  * ذُو الْكِـفْلِ دَاوُدُ سُلَيْمَانُ اتَّـبَعْ

Nabi Syuaib, Harun, Musa, dan Alyasa'; # Dzulkifli, Dawud, dan Sulaiman yang bijak.

إلْيَـاسُ يُوْنُسْ زَكَرِيـَّا يَحْيَى * عِيْسَـى وَطَـهَ خَاتِمٌ دَعْ غَـيَّا

Ilyas, Yunus, Zakariya, serta Yahya; #  Isa, dan Muhammad penutup semua.

عَلَـيْهِمُ الصَّـلاَةُ وَالسَّـلاَمُ * وَآلِـهِمْ مـَا دَامَـتِ اْلأَيـَّـامُ

Bagi mereka salam dan sejahtera; # Dan k'luarganya untuk sepanjang masa.

وَالْمَـلَكُ الَّـذِيْ بِلاَ أَبٍ وَأُمْ * لاَ أَكْلَ لاَ شُـرْبَ وَلاَ نَوْمَ لَـهُمْ

Malaikat tanpa bapak tanpa ibu; # Tidak makan, minum, tidur sepertiku.

تَفْـصِـيْلُ عَشْرٍ مِنْهُمُ جِبْرِيْلُ * مِـيْـكَـالُ اِسْـرَافِيْلُ عِزْرَائِيْلُ

Jumlahnya sepuluh dimulai Jibril; # Lalu Mikail, Israfil, dan Izrail.

مُنْـكَرْ نَكِـيْرٌ وَرَقِيْبٌ وَكَذَا * عَتِـيْدٌ مَالِكٌ ورِضْوَانُ احْتَـذَى

Munkar, Nakir, dan Raqib disusul pula; # Atid, Malik, serta Ridwan berikutnya.

أَرْبَـعَـةٌ مِنْ كُتُبٍ تَـفْصِيْلُهَا * تَوْارَةُ مُوْسَى بِالْهُدَى تَـنْـزِيْلُهَا

Empat kitab ini dia rinciannya; # Taurat Musa yang berisi petunjuk-Nya.

زَبُـوْرُ دَاوُدَ وَاِنْجِـيْـلُ عَلَى  * عِيْـسَى وَفُـرْقَانُ عَلَى خَيْرِ الْمَلاَ

Zabur Dawud, lalu Injil bagi Isa; # Kitab Quran ‘tuk sebaik manusia.

وَصُحُـفُ الْخَـلِيْلِ وَالْكَلِيْمِ * فِيْهَـا كَلاَمُ الْـحَـكَمِ الْعَلِـيْمِ

Ada shuhuf Nabi Ibrahim dan Musa; # Merupakan firman Allah bijaksana.

وَكُـلُّ مَا أَتَى بِهِ الـرَّسُـوْلُ * فَحَـقُّـهُ التَّسْـلِـيْمُ وَالْقَبُوْلُ

Dan semua yang dibawa oleh Rasul; # Harus diyakini benar dan diqabul.

إِيْـمَـانُنَا بِـيَوْمِ آخِرٍ وَجَبْ * وَكُلِّ مَـا كَانَ بِـهِ مِنَ الْعَجَبْ

Kita harus iman pada hari akhir; # Mentakjubkan sesuatu jangan mungkir.

خَاتِمَةٌ فِي ذِكْرِ بَاقِي الْوَاجِبِ * مِمَّـا عَـلَى مُكَلَّفٍ مِنْ وَاجِبِ

Akhir penuturan lainnya yang wajib; # Bagi orang mukallaf termasuk wajib.

نَبِـيُّـنَا مُحَمَّدٌ قَدْ أُرْسِــلاَ * لِلْـعَالَمِـيْـنَ رَحْـمَةً وَفُضِّلاَ

Nabi Muhammad t'lah diutus ke dunya; # Pembawa rahmat alam dan seisinya.

أَبـُوْهُ عَبْدُ اللهِ عَبْدُ الْمُطَّلِـبْ * وَهَاشِـمٌ عَبْدُ مَنَافٍ يَنْتَسِـبْ

Abdullah bin Abdul Muthallib ayahnya; # Bani Hasyim, Abdu Manaf silsilahnya.

وَأُمُّـهُ آمِـنَةُ الـزُّهْــرِيـَّهْ * أَرْضَـعَتْهُ حَلِيْمَـةُ السَّـعْدِيـَّهْ

Aminah Zuhriyah adalah ibunya; # Halimah Sakdiyah itu penyusunya.

مَوْلـِدُهُ بِمَـكَّـةَ اْلأَمِيْــنَهْ * وَفَاتُـهُ بِـطَـيْـبَةَ الْـمَدِيْنَهْ

Dilahirkan di kota Makkah sentosa; # Di Madinah adalah tempat wafatnya.

أَتَـمَّ قَـبْـلَ الْـوَحْيِ أَرْبَعِيْنَا * وَعُـمْـرُهُ قَدْ جَاوَزَ السِّـتِّيْنَا

T'rima wahyu umur empat puluh tahun; # Umur Nabi lebih enam puluh tahun.

وَسَـبْـعَةٌ أَوْلاَدُهُ فَمِـنْـهُمُ * ثَلاثَـةٌ مِـنَ الذُّكـُوْرِ تُـفْهَمُ

Putra Nabi semuanya ada tujuh; # Tiga lelaki harus dipaham penuh.

قَاسِـمْ وَعَبْدُ اللهِ وَهْوَ الطَّيِّبُ * وَطَاهِـرٌ بِذَيْـنِ ذَا يُـلَـقَّبُ

Pertama Qasim, dan kedua Abdullah; # Thayib dan Thahir panggilan ‘tuk Abdullah.

أَتَاهُ إبْرَاهِـيْـمُ مِنْ سُـرِّيـَّهْ * فَأُمُّـهُ مَارِيَّةُ الْـقِـبْـطِـيَّـهْ

Ketiga Ibrahim dari istri Amah; # ibunya bernama Maria Qibtiyah.

وَغَيْـرُ إِبْرَاهِيْمَ مِنْ خَـدِيْجَهْ * هُمْ سِتَـةٌ فَخُـذْ بِهِمْ وَلِـيْجَهْ

Ibu s'lain Ibrahim itu Khadijah; # Jumlah enam jadikan karib yang indah.

وَأَرْبَعٌ مِـنَ اْلإِنَاثِ تُـذْكَـرُ * رِضْـوَانُ رَبِّي لِلْجَمِـيْعِ يُذْكَرُ

Putri Nabi semuanya ada empat; # Kerelaan Tuhan tetaplah didapat.

 فَاطِـمَـةُ الزَّهْرَاءُ بَعْلُهَا عَلِيْ * وَابْنَاهُمَا السِّـبْطَانِ فَضْلُهُمُ جَلِيْ

Pertama Fatimah isterinya Ali; # Dengan Hasan Husein kebagusan pasti.

فَزَيْـنَبٌ وَبَعْـدَهَـا رُقَـيَّهْ * وَأُمُّ كُـلْـثُـومٍ زَكَـتْ رَضِيَّهْ

Kedua Zainab, Ruqayyah ketiga; # Keempat Ummu Kultsum suci diridla.

 عَنْ تِسْعِ نِسْوَةٍ وَفَاةُ الْمُصْطَفَى * خُيِّـرْنَ فَاخْتَرْنَ النَّـبِيَّ الْمُقْتَفَى

Nabi wafat para isteri memilih; # Menganut Nabi Muhammad yang terpilih.

 عَائِشَـةٌ وَحَفْصَـةٌ وَسَـوْدَةُ * صَـفِيَّـةٌ مَـيْـمُـوْنَةٌ وَ رَمْلَةُ

Mereka Aisyah, Khafsah, dan Saudah; # Lalu Sofiyah, Maimunah, dan Romlah.

 هِنْدٌ وَ زَيْـنَبٌ كَذَا جُوَيـْرِيَهْ * لِلْمُـؤْمِـنِيْنَ أُمَّـهَاتٌ مَرْضِـيَّهْ

Hindun dan Zainab serta Juwairiya; # Bagi mukmin m'reka ibu yang diridla.

 حَمْـزَةُ عَمُّـهُ وعَـبَّاسٌ كَذَا * عَمَّـتُـهُ صَـفِيَّـةٌ ذَاتُ احْتِذَا

Hamzah dan Abbas adalah paman Nabi; # Sofiyah bibi Nabi yang mengikuti.

 وَقَبْـلَ هِجْـرَةِ النَّـبِيِّ اْلإِسْرَا * مِـنْ مَـكَّةَ لَيْلاً لِقُدْسٍ يُدْرَى

Seb'lum hijrah Nabi isra' dari Makkah; # Malam hari ke Bayt Maqdis yang diberkah.

 وَبَعْدَ إِسْـرَاءٍ عُرُوْجٌ لِلسَّـمَا * حَتَّى رَأَى النَّـبِيُّ رَبًّـا كَـلَّمَا

Nabi naik ke langit setelah isra'; # M'lihat Tuhan berfirman secara nyata.

 مِنْ غَيْرِكَيْفٍ وَانْحِصَارٍ وَافْـتَرَضْ * عَلَيْهِ خَمْسًا بَعْدَ خَمْسِيْنَ فَرَضْ

Tanpa bagaimana Nabi dapat p'rintah; # Salat lima waktu tak perlu dibantah.

 وَبَـلَّـغَ اْلأُمَّـةَ بِاْلإِسْــرَاءِ * وَفَـرْضِ خَـمْـسَةٍ بِلاَ امْتِرَاءِ

Nabi c'rita tentang isra' agar tahu; # P'rintah salat lima waktu tanpa ragu.

 قَدْ فَازَ صِـدِّيْقٌ بِتَصْـدِيْقٍ لَهُ * وَبِالْعُرُوْجِ الصِّـدْقُ وَافَى أَهْلَهُ

Abu Bakar b'runtung membenarkan Nabi; # Kebenaran mi'raj s'suai para ahli.

 وَهَـذِهِ عَقِيْـدَةٌ مُخْـتَصَرَهْ * وَلِلْـعَـوَامِ سَـهْـلَةٌ مُيَسَّرَهْ

Penjelasan ini akidah yang ringkas; # Bagi awam gampang, mudah, serta jelas.

 نَاظِمُ تِلْكَ أَحْـمَدُ الْمَرْزُوْقِيْ * مَنْ يَنْتَمِي لِلصَّـادِقِ الْمَصْدُوْقِ

Pengarangnya adalah Ahmad Marzuki; # Termasuk orang yang benar dan yang pasti.

 وَ الْحَمْدُ ِللهِ وَصَـلَّى سَـلَّمَا * عَلَـى النَّبِيِّ خَيْرِ مَنْ قَدْ عَلَّـمَا

Puji bagi Allah yang memberi rahmat; # Pada Nabi yang mengajar orang s'lamat.

 وَاْلآلِ وَالصَّـحْبِ وَكُلِّ مُرْشِدِ * وَكُلِّ مَـنْ بِخَيْرِ هَدْيٍ يَقْتَدِيْ

Keluarga, sahabat, dan orang baik; # Serta pengikut petunjuknya yang laik

وَأَسْـأَلُ الْكَرِيْمَ إِخْلاَصَ الْعَمَلْ * ونَفْعَ كُلِّ مَنْ بِهَا قَدِ اشْـتَغَلْ

Kumohon Allah 'kan keikhlasan ini; # Dan manfaat bagi orang yang atensi.

 أَبْيَاتُهَا ( مَيْـزٌ ) بِـعَدِّ الْجُمَلِ * تَارِيْخُهَا ( لِيْ حَيُّ غُرٍّ ) جُمَلِ

Lima tujuh jumlah semua baitnya; # Dua belas lima d'lapan selesainya.

 سَـمَّيْـتُهَا عَـقِـيْدَةَ الْعَوَامِ * مِـنْ وَاجِبٍ فِي الدِّيْنِ بِالتَّمَامِ

Kunamakan ini Aqidatul Awam; # Sempurna agama s'bagai kewajiban.

 

Read More

Tuesday, February 8, 2022

Kisah Sahabat Nabi Muawiyah Bin Abu Sufyan

 Kisah Sahabat Nabi Muawiyah Bin Abu Sufyan


  
 
    Muawiyah bin Abu Sufyan, merupakan putra dari Abu Sufyan bin Harb, seorang penguasa, hartawan dan pedagang besar di Makkah yang menguasai perniagaan di Jazirah Arabia. Mereka berdua, anak dan bapak termasuk tokoh yang gencar memerangi Islam sampai terjadinya Fathul Makkah. Pada Fathul Makkah ini mereka termasuk dalam kaum yang dibebaskan dari pembalasan (kaum thulaqa'), dan kemudian memeluk Islam. Muawiyah terus memperbaiki keislamannya. Ia mengikuti perang Hunain dan memperoleh ghanimah yang melimpah ruah sebagaimana kaum muallaf Makkah lainnya.Nabi SAW juga mempercayai dirinya menjadi salah satu penulis wahyu. 
    Suatu ketika Nabi SAW pernah bersabda kepadanya, "Wahai Muawiyah, jika kamu menjadi raja, maka berbuat baiklah…!!!" 
    Nabi SAW memang seringkali mengucapkan suatu sabda yang merupakan ramalan, atau suatu penglihatan ghaib ke depan tentang apa yang akan dialami oleh beberapa sahabat. Misalnya pada sahabat Abu Dzar al Ghifari, Abdullah bin Mas'ud, Suraqah bin Malik, Ammar bin Yasir, Hasan bin Ali (cucu beliau), dan lain-lainnya. 
    Begitupun yang terjadi pada Muawiyah ini, bahkan di sana terselip suatu pesan, bahwa dalam kedudukan sebagai raja, ia akan bisa tergelincir dan melakukan kesalahan dalam kaitannya dengan orang lain, karena itu beliau menasehatinya, "…..berbuat baiklah…!!" Tetapi apa yang ditangkap Muawiyah adalah semacam "restu" dari beliau, karenanya, sejak mendengar sabda beliau ini, ia sangat menginginkan (berambisi) untuk memegang jabatan khalifah. 
    Muawiyah memang tidak pernah mengalami masa sulit dan penderitaan dalam keislamannya, karena bukan termasuk dalam sahabat yang memeluk Islam sejak awalnya. Ketika memusuhi Islam, kedudukannya terhormat dan mapan, sehingga praktis kehidupannya selalu dalam kesenangan tanpa derita. Hal ini yang makin memupuk ambisinya untuk bisa mencapai jabatan tertinggi dalam pemerintahan Islam. 
    Pada masa khalifah Abu Bakar, ia menyertai satu pasukan yang dipimpin oleh Yazid bin Abu Sufyan, kakaknya dalam memerangi pasukan Romawi di Damsyiq, Syam. Setelah memperoleh kemenangan, Yazid ditetapkan Abu Bakar sebagai wali negeri Damsyiq. Setelah Yazid wafat, Muawiyah mengambil alih pimpinan pemerintahan yang sebelumnya dipegang oleh kakaknya, tetapi kemudian kedudukannya tersebut ditetapkan oleh khalifah Abu Bakar. Ketika Umar memegang jabatan khalifah, ia mengadakan kunjungan ke Syam termasuk ke Damsyiq. Melihat gaya hidupnya yang bermewah-mewah, yang sangat berbeda dengan prinsip hidupnya, Khalifah Umar berkata kepadanya, "Ini adalah Kisra (Kaisar) Arab….!" 
    Sepulangnya ke Madinah, ia menerbitkan surat pemecatan Muawiyah sebagai wali negeri Damsyiq, dan mengirimkan Sa'id bin Amir sebagai penggantinya. Seorang sahabat Nabi SAW yang memiliki prinsip hidup sederhana dan membenci kemewahan, seperti halnya Umar sendiri. Dalam riwayat lain, bukanlah wali negeri Damsyiq, tetapi wali negeri Homs, suatu wilayah yang sama-sama berada di Syam. Pada pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan, Muawiyah ditetapkan sebagai gubernur untuk seluruh wilayah Syam, termasuk Palestina.
    Sebenarnya banyak keluhan masyarakat Syam tentang kepemimpinan Muawiyah dan juga keberandalan putranya, tetapi semua laporan dan keluhan masyarakat tersebut disembunyikan oleh sekretaris Khalifah Utsman, Marwan yang memang masih saudara sepupu Muawiyah. Setelah wafatnya Utsman dan hampir masyarakat muslim memba'iat Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah, Muawiyah menolak untuk berba'iat. Ia berhasil menghimpun kekuatan di Syam dan melakukan perlawanan terhadap pemerintahan Ali bin Abi Thalib. Muawiyah memang memiliki kecerdikan dan kemampuan strategi serta politik yang hebat. Dengan dalih menuntut balas atas kematian khalifah Utsman, ia berhasil mempengaruhi beberapa sahabat untuk bertikai dengan Ali dan memihak pada dirinya. Dan dengan suatu muslihat pula, ia berhasil menurunkan Ali dan meneguhkan dirinya sebagai khalifah, atau tepatnya Raja, karena hanya masyarakat Syam saja yang sepakat memba'iatnya, sedangkan masyarakat di luar Syam tidak bulat mendukungnya. Beberapa sahabat memilih abstain, tidak memilih dan memihak pada salah satu kubu, dan tidak ingin terlibat dalam perselisihan dua kelompok kaum muslimin tersebut. Di antara sahabat utama yang memilih sikap ini adalah Abdullah bin Umar, Usamah bin Zaid, Sa'ad bin Abi Waqqash dan Muhammad bin Maslamah. 
    Muawiyah beranggapan, bahwa penolakan mereka mendukung Ali, sebagaimana sahabat utama lainnya, karena mereka tidak mengakui keutamaan Ali atau meragukan berhak tidaknya Ali sebagai khalifah. Muawiyah sangat menginginkan dukungan mereka untuk mengokohkan kedudukannya sebagai Amirul Mukminin (khalifah, dalam pemahamannya). Ia mengirimkan beberapa utusan menemui mereka dan mempengaruhi mereka agar mendukung dirinya. Bahkan para utusannya tersebut dipesankan untuk membawa bahasa diplomasi yang cerdas, "Sesungguhnya tuan-tuan lebih berhak menduduki kekhalifahan daripada Ali." 
    Tetapi apa yang diharapkan oleh Muawiyah jauh sekali dari kenyataan. Bahkan ia seolah menerima tamparan keras dengan jawaban mereka. Abdullah bin Umar menjawab ajakannya dengan ucapan, "Apa yang kamu harapkan dariku, adalah sesuatu yang menjadikan dirimu seperti sekarang ini…Aku tidak bergabung dengan Ali bukan karena aku mencurigainya. Demi Allah, aku sama sekali tidak setaraf dengan Ali bin Abi Thalib, baik dalam hal keimanan, hijrah dan kedudukannya di sisi Rasulullah SAW, dan juga perjuangannya dalam melawan kemusyrikan…. Tetapi yang terjadi sekarang ini, sama sekali tidak pernah terjadi di masa Rasulullah SAW, karena itu saya tidak ingin memihak siapapun!! Jangan coba-coba mempengaruhi diriku..!!" 
    Kalau Abdullah bin Umar mengakui tidak selevel dan sederajad dengan Ali, bagaimana dengan Muawiyah?? Dan Sa'd bin Abi Waqqash memberikan jawaban seperti ini, "Persoalan ini sejak awal tidak aku sukai dan akhirnyapun tidak aku sukai…Seandainya Thalhah dan Zubair tetap tinggal di rumahnya masing-masing, tentu itu lebih baik bagi mereka…Semoga Allah SWT mengampuni Ummul Mukminin (Aisyah RA) atas apa yang telah terjadi. Sungguh saya tidak akan pernah memerangi Ali selama-lamanya Saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda kepada Ali : Kedudukanmu di sampingku, adalah laksana Harun di sisi Musa, hanya saja tidak ada lagi Nabi sesudahku…." Memang, tiga orang utama, Aisyah RA (Ummul Mukminin), Thalhah bin Ubaidillah dan Zubair bin Awwam sempat termakan fitnah yang dihembuskan oleh Muawiyah. 
    Atas dalih "menuntut balas pembunuh Utsman", mereka memimpin sekelompok pasukan melawan Ali yang dianggap tidak tegas terhadap pembunuh Utsman. Pertentangan bersenjata yang dikenal dengan nama Perang Jamal (Perang Berunta), sebenarnya berakhir damai karena Thalhah dan Zubair yang memimpin pasukan tersebut akhirnya menyadari kesalahannya, dan mundur dari pertempuran. Hanya saja ada beberapa orang yang tidak puas dengan gagalnya pertempuran, segera membunuh Thalhah dan Zubair, yang sama sekali tidak melakukan perlawanan. 
    Sedangkan Ummul Mukminin Aisyah RA dikawal pulang ke Madinah dengan pengawalan pasukan yang dipimpin Muhammad bin Abu Bakar, saudaranya sendiri yang berada di pihak Ali. Sedangkan Muhammad bin Maslamah memberikan jawaban yang tegas, tanpa tedeng aling-aling, "…Sesungguhnya kamu (wahai Muawiyah), demi nyawaku, yang kamu cari tidak lain hanyalah duniawiah semata, dan yang kamu perturutkan tidak lain adalah hawa nafsu belaka. 
    Kamu membela Utsman di kala ia telah wafat sedangkan semasa hidupnya, engkau hanya merongrongnya…. Andaikata sikapku ini tidak sesuai dengan yang kamu harapkan, hal itu sedikitpun tidak mengurangi kesenanganku dan tidak menyebabkan keraguanku. Sungguh aku lebih mengenal dan mengetahui kebenaran daripada engkau…!!" 
    Inilah sebagian dari fitnah yang terjadi di kalangan umat Islam saat itu, fitnah, yang kata Al qur'an lebih besar (dosanya) daripada pembunuhan. Terbunuhnya kaum muslimin akibat fitnah ini jauh lebih banyak daripada sekedar pembunuhan biasa, dan itu dilakukan oleh orang islam sendiri. Fitnah yang hampir pasti tidak bisa dihindarkan karena Nabi SAW telah meramalkan sebelumnya, dengan berbagai sabda beliau kepada beberapa orang sahabat yang berbeda-beda. 
    Terlepas dari peran kontroversial Muawiyah dalam situasi fitnah yang tidak terhindarkan ini, wilayah Islam makin meluas dalam masa pemerintahannya, bahkan menjangkau wilayah Eropa sekarang ini. Bagaimanapun juga Muawiyah seorang sahabat Nabi SAW, dan kita sama sekali "tidak pantas" untuk melakukan penilaian apalagi "hujatan" atas apa yang telah dilakukan Muawiyah. Kita serahkan semuanya kepada Allah, Dialah Pemilik Rahasia Takdir dan Arsitek semua peristiwa yang telah terjadi di antara para sahabat.
Read More

Wednesday, December 9, 2020

DOWNLOAD KITAB AT-TAQRIROT AS SADIDAH AL KAFF

 DOWNLOAD KITAB AT-TAQRIROT AS SADIDAH AL KAFF




Judul kitab : At-taqrirot As-Sadidah Fil Masa'il Al-Mufidah

Penulis : Syekh Hasan bin Ahmad bin Muhammad Al-Kaff

Muhaqqiq : -

Penerbit : Darul Ilmi Wad Da'wah, Tarim - Yaman

Cetakan : Pertama

Tahun : 2003

Link download (PDF) :Klik Disini 

Deskripsi: Kitab ini merupakan salah satu kitab fiqih madzhab syafi'i yang paling populer dikalangan pelajar ilmu fiqih saat ini, dan sering kali dijadikan rujukan oleh para santri dalam mempelajari fiqih madzhab syafi'i. Kelebihan utama kitab ini adalah metode penyusunannya yang sangat rapi, dimana permasalahan yang dibahas diberi nomer dan tabel untuk memudahkan pemahaman, seperti tabel perbedaan antara "al-lams" dan "al-mass" pada penjelasan masalah perkara-perkara yang membatalkan wudhu', perbedaan antara wudhu dan tayammum, tabel hukum seputar siklus haid dan nifas, dan pada pembahasan-pembahasan lainnya. Selain itu selain mencantumkan ukuran dan timbangan yang berlaku dalam fiqih, seperti farsah dan qullah, dicantumkan juga ukuran dan timbangan tersebut jika memakai ukuran dan timbangan yang berlaku pada masa ini.

Read More

Tuesday, December 8, 2020

REALITAS DAKWAH MELALUI JURNALISME

REALITAS DAKWAH    MELALUI JURNALISME  


Dakwah dalam konsepsi yang berkembang sekarang ini amat menghambat kreativitas pengkajian dan sesungguhnya bisa dibilang sebagai proses penumpulan konseptual dan pengembangan proses dehumanisasi. Padahal dalam tradisi dan keyakinan semula, dakwah justru dimaksudkan sebagai sarana humanisasi. Oleh karena itu, sudah seharusnya diupayakan suatu konsepsi baru yang menjadikan masyarakat sebagai subjek dakwah perubah bukan objek penonton. Di sini dakwah mesti diawali dari suatu kesadaran bahwa tidak ada seorang pun yang berhak menjadi da'i, akan tetapi justru masyarakat adalah da'i bagi mereka sendiri. Oleh karena itu, dakwah mesti merupakan suatu proses dialog untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menumbuhkan potensi mereka sebagai makhluk kreatif, juga kesadaran bahwa mereka diciptakan Allah untuk berkemampuan mengelola diri dan lingkungannya. Dengan begitu esensi dakwah justru tidak mencoba mengubah masyarakat, tetapi menciptakan suatu kesempatan sehingga masyarakat akan mengubah dirinya sendiri. Dengan kata lain, kesadaran kritis dalam memahami masalah dan menemukan alternatif jawabannya adalah justru tugas utama dakwah. Maka dari itu, da'i yang dibutuhkan di masa depan adalah da'i partisipatif, yakni da'i yang mampu menciptakan dialog-dialog konseptual, yang memberikan kesempatan kepada umatnya untuk menyatakan pendapatnya, pandangannya, merencanakan dan mengevaluasi perubahan sosial yang mereka kehendaki, serta bersama-sama menikmati hasil proses dakwah tersebut.Saat ini, dakwah melalui media cetak telah dan sedang menemukan momentumnya untuk berkembang lebih jauh, karena didukung oleh dua faktor penting;

Pertama, Factor Internal, di dalam spirit Islam dakwah media Cetak (dakwah Bi al-Qalam) menempati tempat istimewa. Ia merupakan salah satu metode dakwah yang pernah dilakukan dan dijalankan oleh para Nabi, termasuk Nabi Muhammad. Motivasi normatif al-Qur'an untuk menggunakan tulisan sebagai media dakwah kemudian mendapatkan momentumnya sejak Nabi Sulaiman mengajak Ratu Balqis lewat surat-menyuratnya ini bisa diketahui lewat informasi al-Qur'an. Tradisi tersebut dilanjutkan oleh Nabi Muhammad yang mengajak penguasa-penguasa besar untuk memeluk Islam lewat surat. Sampai saat ini, kala ditemukan media cetak tradisi berdakwah dengan media cetak (al-Qalam) terus berjalan dan mencapai kemajuannya.

Kedua, Factor Eksternal. Yang dimaksud dengan factor ekstern adalah teknologi. Dukungan teknologi terhadap dakwah melalui media cetak sangatlah besar. Kita bisa melihat begitu banyak format dakwah melalui media cetak, maupun media maya, seperti kitab/buku, majalah, surat kabar, tabloid, brosur-brosur Islam, internet dan lain-lain. Dan dapat dipastikan format yang sudah ada semakin dipercanggih oleh teknologi di masa datang.

Hasil-hasil yang telah dicapai oleh media massa yang mengusung tema-tema Islami bisa disebutkan sebagai berikut :

1.      Peran media massa Islam sebagai media komunikasi massa religius dan Islami telah berhasil memerankan diri sebagai media cetak dan corong kemajuan bangsa. Artinya, mampu berfungsi sebagai sumber informasi objektif-positif, control social yang konstruktif, penyalur aspirasi masyarakat atau penyambung kehendak dan minat masyarakat, serta sebagai mobilisator dan dinamisator pembangunan.

2.      Media massa Islam telah sanggup menjadi media profetik ; mampu menjadi pembawa amanat atau risalah agama dalam menegakkan kebenaran dan mencegah kemungkaran.

3.      Media massa Islam telah mampu menjadi ''agen pemersatu bangsa Indonesia''.

4.      Media massa Islam telah memiliki alat komunikasi modern dan dikelola secara lebih professional.

Oleh karena itu, pengaturan dan pengelolaan media massa yang termasuk dalam sarana dakwah seperti kitab/buku, majalah, surat kabar, dan tabloid atau sejenisnya dan Negara memberikan izin bagi masyarakat untuk menerbitkan hasil-hasil karyanya.

Dengan fungsi-fungsi  tersebut, dakwah melalui media cetak baru bisa tumbuh sehat dan baik bila digunakan secara luas dan berperan dalam kehidupan. Satu tulisan, jangan harapkan berkembang dengan baik bila tidak menjadi suatu media yang aktif dalam masyarakat. Dan inilah yang menjadi tantangan utama dari media cetak itu sendiri yang berawal dari ندرة الصحفيين المؤهلين : Kekurangan Ahli Di Bidang Kejurnalistikan,قلة الاموال  : Modal وجود القيود الحكومية : Interpensi Pemerintah


Sumber :http://fahrurrozidahlan.blogspot.com

Read More

Friday, October 11, 2019

JANGAN MENGADU DOMBA SESAMA MUSLIM


۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞

 *Jangan menjadi seseorang pengadu domba. Seharusnya kita berfikir lebih panjang ketika ada orang yang berusaha mencari kesalahan orang lain dan kita tidak perlu mengatakan kembali pada orang yang dibicarakan nya itu.
 Kau cukup diam dan cukup tahu dengan apa yang sedang terjadi. Bila kau tetap ingin pertemanan mereka baik baik saja, maka kau tak perlu membuang waktu mu untuk membicarakan hal yang tidak ada faedahnya


Sholat, Sholawat dan Shodaqoh
Senyum Salam Sapa
Senyum Sehat Sholawat Ok
Serius Santai Sukses
Yang Keras Yang Semangat
Read More

BERKHIDMAT KEPADA GURU



|| Quote Today

العلم بالتعلم  والبركة بالخدمة

Ilmu diperoleh dengan belajar. Berkah diraih dengan khidmah (pengabdian).

Semoga Allah Senantiasa Menjaga dan memberikan kesehatan serta panjang umur bagi Guru guru kita. Aamiin

_____________
Follow @nwonline_id
Kunjungi www.nwonline.or.id

#NW #NahdlatulWathan
#NWOnline #NWCreativeMedia
Read More

Tuesday, August 20, 2019

LIMA RUKUN NIKAH


Lima Rukun Nikah dan Penjelasannya

Sebagaimana kita ketahui, rukun adalah bagian pokok dari suatu perbuatan yang membuat perbuatan tersebut dinyatakan sah. Contohnya, shalat tidak akan sah tanpa takbiratul ihram, karena takbiratul ihram merupakan bagian pokok dari shalat tersebut.

Sementara dalam bab nikah, rukun nikah berarti bagian dari nikah itu sendiri yang mana ketiadaan salah satu diantaranya akan menjadikan nikah tersebut menjadi tidak sah.

Dikutip dari Imam Zakaria al-Anshari dalam Fathul Wahab bi Syarhi Minhaj al-Thalab (Beirut: Dar al-Fikr), juz II, hal. 41, rukun nikah tersebut ialah:

فَصْلٌ: فِي أَرْكَانِ النِّكَاحِ وَغَيْرِهَا. " أَرْكَانُهُ " خَمْسَةٌ " زَوْجٌ وَزَوْجَةٌ وَوَلِيٌّ وَشَاهِدَانِ وَصِيغَةٌ

“Pasal tentang rukun-rukun nikah dan lainnya. Rukun-rukun nikah ada lima, yakni mempelai pria, mempelai wanita, wali, dua saksi, dan shighat.

Dari pemaparan di atas bisa kita pahami bahwa rukun nikah ada lima, yakni:

1. Mempelai pria

Mempelai pria yang dimaksud di sini adalah calon suami yang memenuhi persyaratan sebagaimana disebutkan pula oleh Imam Zakaria al-Anshari dalam Fathul Wahab bi Syarhi Minhaj al-Thalab (Beirut: Dar al-Fikr), juz II, hal. 42:

و شرط في الزوج حل واختيار وتعيين وعلم بحل المرأة له "

“Syarat calon suami ialah halal menikahi calon istri (yakni Islam dan bukan mahram), tidak terpaksa, ditertentukan, dan tahu akan halalnya calon istri baginya.”

2. Mempelai wanita

Mempelai wanita yang dimaksud ialah calon istri yang halal dinikahi oleh mempelai pria. Seorang laki-laki dilarang memperistri perempuan yang masuk kategori haram dinikahi. Keharaman itu bisa jadi karena pertalian darah, hubungan persusuan, atau hubungan kemertuaan.


3. Wali

Wali di sini ialah orang tua mempelai wanita baik ayah, kakek maupun pamannya dari pihak ayah (‘amm), dan pihak-pihak lainnya. Secara berurutan, yang berhak menjadi wali adalah ayah, lalu kakek dari pihak ayah, saudara lelaki kandung (kakak ataupun adik), saudara lelaki seayah, paman (saudara lelaki ayah), anak lelaki paman dari jalur ayah.

4. Dua saksi

Dua saksi ini harus memenuhi syarat adil dan terpercaya. Imam Abu Suja’ dalam Matan al-Ghâyah wa Taqrîb (Surabaya: Al-Hidayah, 2000), hal. 31 mengatakan, wali dan dua saksi membutuhkan enam persyaratan, yakni Islam, baligh, berakal, merdeka, lelaki, dan adil.”

5. Shighat

Shighat di sini meliputi ijab dan qabul yang diucapkan antara wali atau perwakilannya dengan mempelai pria.

Demikian, semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bi shawab.



Read More